bukan maksud hati enggan memahami
segenap cela dan puji yang Tuan miliki
hanya saja bahtera ini mendamba lahirnya nakhoda
yang tak hanya pandai dan rupawan
Tapi juga sigap dan cekatan
tangguh menghadapi amuk badai di lautan
tak angkuh saat berhasil melewatinya
Namun yang kurasa adalah kapal ini terombang ambing, Tuan.
Kita berlayar tak tentu arah
Langkahmu kalah cepat dibanding sekoci-sekoci yang diturunkan saat kita nyaris tenggelam
Siasatmu kalah cermat dibanding alam yang telah jelas memberimu isyarat namun kau abaikan
separuh nyawa bahtera ini ada padamu, Tuan
tak belajarkah kau dari pengalaman?
tak maukah kau memperbaiki cacat kita bersama?
mungkin kau masih belum rela melepas nyaman yang ayah bundamu selalu berikan
mungkin kau masih ingin menetap di hangat rumahmu yang mewah
dan belum siap mengarungi samudra yang penuh dengan ketidakpastian
jika iya, pulanglah, Tuan.
Karena kapal ini telah bersiap untuk melaju tanpa nakhoda.